Laman

Selasa, 25 Maret 2014

Client Server

Pada konsep pemrosesan sistem terdistribusi terdapat konsep yang terkenal ialah konsep client-server. Menurut para ahli definisi client server sebagai berikut :

Definisi client server menurut Budhi irawan (2005 : 30), Server adalah komputer database yang berada di pusat, dimana informasinya dapat digunakan bersama-sama oleh beberapa user yang menjalankan aplikasi di dalam komputer lokalnya yang disebut dengan Client.

Menurut Budi Sutedjo Dharma Oetomo  (2006), Arsitektur Client Servermerupakan model konektifitas pada jaringan yang membedakan fungsi komputer apakah sebagai client atau server. Arsitektur ini merupakan sebuah komputersebagai server yang bertugas memberikan layanan kepada terminal-terminallain(client)yang terhubung dalam sistem jaringan itu.

Menurut Agus Mulyanto (2009 : 41) mendefinisikan client-server sebagai arsitektur yang paling banyak digunakan saat ini. Dimana client dapat melakukan proses sendiri, ketika client meminta data, server akan mengirimkan data sesuai yang diminta, kemudian proses akan dilakukan di client.

Jadi dapat disimpulkan client-server adalah proses pendistribusian kerja aplikasi yang dibagi menjadi dua segmen yaitu client sebagai peminta layanan dan server sebagai pemberi layanan yang dihubungkan dengan jaringan komputer.

Model-Model Client Server
Dalam client-server terdapat beragai macam model yang dapat diimplementasikan dalam proses terdistribusi. Model-modelnya sebagai berikut :

Model Two Tier
Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server.. Aplikasi ditempatkan pada computer client dan mesin database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke database yangmengirimkan kembali data ke client-nya. Model Two-tier terdiri dari tiga komponen yang disusun menjadi dua lapisan : client (yang meminta serice) dan server (yang menyediakan service). 


Kelebihan
– Mudah
– Menangani Database Server secara khusus
– Relatif lebih sederhana untuk di develop dan diimplementasikan.

Kekurangan:
- Kurangnya skalabilitas
- Koneksi database dijaga
- Tidak ada keterbaharuan kode
- Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi
- skala kecil.
- Susah di amankan.
- Lebih mahal.

Model Three Tier
Pada arsitektur Three Tier ini terdapat Application Server yang berdiri di antara Client dan Database Server. Contoh dari Application server adalah IIS, WebSphere, dan sebagainya.
Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.




Kelebihan :
- Segala sesuatu mengenai database terinstalasikan pada sisi server, begitu pula dengan pengkonfigurasiannya. Hal ini membuat harga yang harus dibayar lebih kecil.
- Apabila terjadi kesalahan pada salah satu lapisan tidak akan menyebabkan lapisan lain ikut salah
- Perubahan pada salah satu lapisan tidak perlu menginstalasi ulang pada lapisan yang lainnya dalam hal ini sisi server ataupun sisi client.
- Skala besar.
- Keamanan dibelakang firewall
- informasi antara web server dan server database optimal.
- Komunikasi antara system-sistem tidak harus didasarkan pada standart internet, tetapi dapat menggunakan protocol komunikasi yang lebvih cepat dan berada pada tingkat yang lebih rendah.
- Penggunaan middleware mendukung efisiensi query database dalam SQL di pakai untuk menangani pengambilan informasi dari database

Kekurangan:
- Lebih susah untuk merancang
- Lebih susah untuk mengatur
- Lebih mahal

Model Multi tier
Arsitektur Multi Tier adalah suatu metode yang sangat mirip dengan Three Tier. Bedanya, pada Multi Tier akan diperjelas bagian UI (User Interface) dan Data Processing. Yang membedakan arsitektur ini adalah dengan adanya Business Logic Server. Database Server dan Bussines Logic Server merupakan bagian dari Data Processing, sedangkan Application Server dan Client/Terminal merupakan bagian dari UI.


Kelebihan:
- Dengan menggunakan aplikasi multi-tier database, maka logika aplikasi dapat dipusatkan pada middle-tier, sehingga memudahkan untuk melakukan control terhadap client-client yang mengakses middle server dengan mengatur seting pada dcomcnfg.
- Dengan menggunakan aplikasi multi-tier, maka database driver seperti BDE/ODBC untuk mengakses database hanya perlu diinstal sekali pada middle server, tidak perlu pada masing-masing client.
- Pada aplikasi multi-tier, logika bisnis pada middle-tier dapat digunakan lagi untuk mengembangkan aplikasi client lain,sehingga mengurangi besarnya program untuk mengembangkan aplikasi lain. Selain itu meringankan beban pada tiap-tiap mesin karena program terdistribusi pada beberapa mesin.
- Relatif lebih mahal
- Memerlukan adaptasi yang sangat luas ruang lingkupnya apabila terjadi perubahan sistem yang besar.
Kekurangan:
- Program aplikasi tidak bisa mengquery langsung ke database server, tetapi harus memanggil prosedur-prosedur yang telah dibuat dan disimpan pada middle-tier.
- Lebih mahal

Referensi : 
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/3tipdf/206511008/bab2.pdf
http://adhek09.wordpress.com/category/telematika/arsitektur/
http://iqbalhabibie.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/31623/7.+Model+konsep+ClientServer.doc
http://naeli.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/8479/Proses.pdf

Berikut materi yang berkaitan dengan proses sistem terdistribusi
http://mikodean.blogspot.com/2014/03/proses-thread.html
http://bengore.blogspot.com/2014/03/multithreading-models.html
http://bangunhutomo.blogspot.com/2014/03/agent-pada-sistem-terdistribusi.html
http://insurgent.blogspot.com/2014/03/software-agent-dan-karakteristik-bahasa.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar